Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2014

ASAL TUHAN SENANG: BERITA DI MINGGU ADVENT KEEMPAT

Jemaat GKY Singapore yang terkasih, Hanya tinggal satu lilin—yaitu yang paling tinggi dan yang berwarna putih—yang belum dinyalakan. Minggu lalu, lilin keempat telah dinyalakan di awal ibadah, menandakan kita telah berada di minggu Advent keempat, dan perayaan Natal telah di depan mata. Maka ada baiknya kita berhenti dan menoleh sejenak ke belakang, yaitu ke minggu-minggu Advent yang telah berlalu. Pesan firman Tuhan di minggu Advent yang pertama mengingatkan kita bahwa Natal seharusnya disongsong dengan kerinduan yang besar dan kesiapan yang maksimal untuk menantikan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Natal mengingatkan kita akan fokus hidup kita. Bagaimana menjaga fokus hidup kita semasa kita masih hidup di dalam dunia ini? Firman Tuhan di minggu-minggu Advent berikutnya menolong kita. Pertama , hidup kita perlu diisi dengan pertobatan. Kita harus sadar bahwa kita adalah “simul iustus et peccator,” kata Martin Luther. Kita, di saat yang sama, adalah orang yang dibenar

BAWA MEREKA KEPADA TERANG ITU: BERITA DI MINGGU ADVENT KETIGA

Jemaat GKY Singapore yang terkasih, Lilin Advent yang ketiga sudah menyala di ibadah Minggu kemarin. Itu artinya hanya tinggal satu lilin lagi yang tersisa, atau satu hari Minggu lagi sebelum kita merayakan Natal di tahun ini. Satu pertanyaan penting yang harus kita refleksikan adalah: "Sudah seberapa serius kita mempersiapkan diri? Apakah kita telah berdisiplin dalam mempraktikkan pesan firman Tuhan?" Firman Tuhan di Minggu Advent yang ketiga berbicara tentang seorang saksi yang memberi kesaksian tentang Kristus, sang Terang itu. Saksi yang dikenal dengan nama Yohanes Pembaptis itu mengajak kita untuk sekali lagi menyadari siapa diri kita dan untuk apa kita hidup. Sebagai saksi, Yohanes Pembaptis hanya punya satu tujuan dalam hidupnya: membawa orang kepada Kristus. Kehidupan seperti itulah yang juga harus kita miliki dan jalani. Bagaimana kita bisa membawa orang kepada Kristus lewat kehidupan kita sehari-hari? Mari kita ibaratkan diri kita sebagai sebuah cermin. Fungsi

Mengalahkan Dunia atau Mengalah Pada Dunia?

Malam ini saya membaca 1 Yohanes 5.  Di antara 21 ayat, saya tertarik dengan ayat 4-5, khususnya versi terjemahan The Message dari Eugene Peterson. Begini bunyinya: " Every God-begotten person conquers the world’s ways. The conquering power that brings the world to its knees is our faith. The person who wins out over the world’s ways is simply the one who believes Jesus is the Son of God ." Ayat tersebut menyatakan satu kebenaran yang penting bagi anak-anak Tuhan: iman kitalah, yaitu kepercayaan kita kepada Tuhan Yesus, yang membuat kita mengalahkan dunia. Dengan kata lain, jika kita sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan Yesus, dan tentu saja hidup dengan iman tersebut, maka sebenarnya kita telah mengalahkan dunia dengan segala kekuatan dan tawarannya yang menyesatkan. Iman yang sejati, yaitu menyerahkan hidup secara total kepada Tuhan dan mempercayai Tuhan dalam kondisi apapun, cukup untuk mengalahkan dunia. Namun sebagaimana judul artikel ini, seringkali kita mungki

BERTOBATLAH: BERITA DI MINGGU ADVENT KEDUA

Jemaat GKY Singapore yang dikasihi Tuhan, Kita baru saja merayakan minggu Advent yang kedua. Jika saudara ingat, dua lilin berwarna ungu telah dinyalakan di dalam ibadah minggu kemarin. Lilin-lilin tersebut mengisyaratkan dua hal: Natal 2014 akan segera tiba, dan Advent yang kedua yaitu kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali pun kian mendekat. Fokus hidup kita adalah menantikan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Firman Tuhan di minggu Advent yang kedua memanggil kita untuk kembali bertobat. Menarik sekali karena kita mungkin jarang mengaitkan masa Natal dengan pertobatan. Kita mungkin berpikir: "Bukankah Natal adalah momen penuh sukacita? Tuhan Yesus datang untuk kita. Untuk apa lagi kita bertobat? Bertobat mungkin lebih cocok dilakukan di masa Lent, yaitu masa-masa yang cenderung lebih kontemplatif dan sendu. Tapi tidak di masa Natal!" Namun sejatinya, Natal adalah panggilan yang penuh kasih dari Tuhan agar manusia mau menerima anugerah-Nya dan bertobat dari do

Great is Thy Faithfulness

Judul di atas adalah satu dari beberapa himne yang saya dan istri sukai, bahkan sejak kami masih di seminari. Lagu ini spesial karena dua alasan.   Pertama , masa-masa pacaran kami banyak dipenuhi dengan air mata.   Kedua , masa-masa studi juga ditempuh dengan berbagai pergumulan. Namun Tuhan tidak pernah meninggalkan kami. Kasih setia-Nya betul-betul "s'lalu baru tiap pagi." Hari Minggu kemarin saya dan istri memperingati sekali lagi kasih setia Tuhan yang tidak pernah berubah, khususnya dalam kehidupan pernikahan kami.  Saya seakan masih tidak percaya bahwa empat tahun silam, yaitu 7 Desember 2010, Tuhan mempersatukan kami dalam ikatan pernikahan kudus.  Tuhan sangat baik bagi kami.  Masa-masa yang sebelumnya dipenuhi dengan tangisan, digantikan dengan sukacita yang melimpah selama 4 tahun ini. Tentu saja ada kalanya kami gagal mengasihi dan menghormati satu sama lain. Namun inilah berita baiknya: Tuhan tidak pernah gagal dalam membentuk kami lewat berbagai kegagalan

RINDU DAN BERJAGA: BERITA DI MINGGU ADVENT PERTAMA

Jemaat GKY Singapore yang dikasihi Tuhan, Hari minggu kemarin (30/11), kita telah memasuki minggu Advent yang pertama di tahun 2014.  Advent berbicara tentang dua hal: menoleh ke belakang, ke peristiwa Advent yang pertama, yaitu kelahiran Kristus; dan menatap ke depan, ke peristiwa Advent yang kedua, yaiut kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Ada dua kata kunci yang kita telah pelajari dari khotbah kemarin: Rindu dan Berjaga. 2 teks Perjanjian Lama (Yes. 64:1-9 dan Maz. 80:2-8, 18-20) adalah seruan umat Tuhan yang rindu agar Tuhan segera datang dan melawat mereka.  2 teks Perjanjian Baru (1Kor. 1:3-9 dan Mrk. 13:24-37) mengajak kita untuk berjaga atau fokus di dalam penantian kita akan kedatangan Tuhan yang kedua kali.  Rindu dan berjaga, adalah dua sikap yang harus kita miliki, baik di dalam menyongsong natal tahun ini, maupun di dalam menyongsong Advent yang kedua. Bagaimana memelihara sikap hati yang rindu akan Tuhan dan kedatangan-Nya? Di tengah aktivitas rutin saudara,