Jemaat GKY Singapore yang terkasih,
Hanya tinggal satu lilin—yaitu yang paling tinggi dan yang berwarna putih—yang belum dinyalakan. Minggu lalu, lilin keempat telah dinyalakan di awal ibadah, menandakan kita telah berada di minggu Advent keempat, dan perayaan Natal telah di depan mata. Maka ada baiknya kita berhenti dan menoleh sejenak ke belakang, yaitu ke minggu-minggu Advent yang telah berlalu.
Pesan firman Tuhan di minggu Advent yang pertama mengingatkan kita bahwa Natal seharusnya disongsong dengan kerinduan yang besar dan kesiapan yang maksimal untuk menantikan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Natal mengingatkan kita akan fokus hidup kita.
Bagaimana menjaga fokus hidup kita semasa kita masih hidup di dalam dunia ini? Firman Tuhan di minggu-minggu Advent berikutnya menolong kita. Pertama, hidup kita perlu diisi dengan pertobatan. Kita harus sadar bahwa kita adalah “simul iustus et peccator,” kata Martin Luther. Kita, di saat yang sama, adalah orang yang dibenarkan tetapi juga orang yang masih bergumul dengan dosa. Maka kita perlu berkali-kali bertobat di hadapan Tuhan. Itulah pesan di minggu Advent kedua.
Kedua, hidup kita perlu diisi dengan kerinduan untuk membawa terang Tuhan kepada dunia yang gelap ini. Kita harus ingat bahwa, sama seperti Yohanes Pembaptis, kita juga dipanggil untuk menjadi saksi tentang “Terang yang sudah datang itu,” yaitu Kristus. Maka kita harus ingat bahwa di segala aspek hidup kita, yang kelihatan atau tidak, yang fisikal atau spiritual, semuanya harus merefleksikan Kristus yang kita sembah. Itulah pesan di minggu Advent ketiga.
Ketiga, hidup kita perlu diisi dengan kerelaan untuk dipakai oleh Tuhan. Kita tidak boleh lupa, bahwa Natal berbicara tentang kerelaan orang-orang seperti Maria, yang mau hidupnya dipakai oleh Tuhan, untuk mewujudkan rencana Tuhan. Dan jangan lupa, Natal berbicara tentang kerelaan Allah Anak datang ke dalam dunia ini untuk menyelamatkan kita. Maka sudah selayaknya kita merelakan hidup kita dipakai semau-maunya oleh Tuhan. Bukan “ABS” alias “Asal Bapak Senang,” atau "ASS" yaitu "Asal Saya Senang," melainkan “ATS,” artinya “Asal Tuhan Senang,” yang menjadi motto hidup kita. Itulah pesan di minggu Advent keempat.
Dua hari menjelang Natal, saya rindu saudara semua melakukan satu hal saja. Ini adalah salah satu aplikasi sederhana terhadap pesan firman Tuhan di hari Minggu kemarin. Cobalah di malam ini dan besok malam, yaitu ketika kita mau tidur malam, datanglah kepada Tuhan di dalam doa. Saudara boleh menaikkan doa-doa yang biasanya anda mohonkan di hadapan Tuhan. Namun coba selipkan kalimat pendek ini: “Tuhan terima kasih untuk pertolongan-Mu hari ini. Aku sudah mencoba untuk melakukan apa yang Tuhan percayakan. Tuhan, apalagi yang Engkau mau? Beritahukan aku, apa yang aku harus lakukan. Asal Engkau senang, aku mau melakukannya dengan sukacita.” Jadikan doa ini bukan hanya lip service, tetapi betul-betul ungkapan dari seorang yang sudah diselamatkan oleh Tuhan melalui peristiwa Natal yang pertama.
Selamat Natal!
Rekan seperjuanganmu,
Lucky Samuel
Hanya tinggal satu lilin—yaitu yang paling tinggi dan yang berwarna putih—yang belum dinyalakan. Minggu lalu, lilin keempat telah dinyalakan di awal ibadah, menandakan kita telah berada di minggu Advent keempat, dan perayaan Natal telah di depan mata. Maka ada baiknya kita berhenti dan menoleh sejenak ke belakang, yaitu ke minggu-minggu Advent yang telah berlalu.
Lucky Samuel
Comments
Post a Comment