Skip to main content

RINDU DAN BERJAGA: BERITA DI MINGGU ADVENT PERTAMA

Jemaat GKY Singapore yang dikasihi Tuhan,

Hari minggu kemarin (30/11), kita telah memasuki minggu Advent yang pertama di tahun 2014.  Advent berbicara tentang dua hal: menoleh ke belakang, ke peristiwa Advent yang pertama, yaitu kelahiran Kristus; dan menatap ke depan, ke peristiwa Advent yang kedua, yaiut kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Ada dua kata kunci yang kita telah pelajari dari khotbah kemarin: Rindu dan Berjaga.

2 teks Perjanjian Lama (Yes. 64:1-9 dan Maz. 80:2-8, 18-20) adalah seruan umat Tuhan yang rindu agar Tuhan segera datang dan melawat mereka.  2 teks Perjanjian Baru (1Kor. 1:3-9 dan Mrk. 13:24-37) mengajak kita untuk berjaga atau fokus di dalam penantian kita akan kedatangan Tuhan yang kedua kali.  Rindu dan berjaga, adalah dua sikap yang harus kita miliki, baik di dalam menyongsong natal tahun ini, maupun di dalam menyongsong Advent yang kedua.

Bagaimana memelihara sikap hati yang rindu akan Tuhan dan kedatangan-Nya?
Di tengah aktivitas rutin saudara, entah itu belajar di kelas, bekerja di kantor, mengurus rumah dan anak-anak, sediakanlah waktu untuk berkomunikasi dengan Tuhan.  Sesibuk apapun anda, setidaknya pakailah jam istirahat makan siang untuk berdoa kepada Tuhan.  Tidak masalah doa itu dikombinasikan dengan doa sebelum makan.  Paling-paling teman anda agak heran karena anda berdoa lebih lama dari biasanya.  

Saudara bisa berdoa seperti ini: 
“Tuhan, terima kasih untuk penyertaan Tuhan sampai saat ini.  Aku rindu agar aku bisa terus mengerjakan yang terbaik selama aku hidup dalam dunia ini.  Namun Engkau tahu ya Tuhan, aku lebih rindu jika Engkau datang segera.  Kiranya Engkau mendengar kerinduan hatiku, dan menjaga agar kerinduan ini tidak akan pudar di tengah kesibukanku hari ini.” 

Bagaimana agar kita senantiasa berjaga dalam menantikan kedatangan Tuhan?
Yang membuat kita bisa terus terjaga dalam penantian kita adalah firman Tuhan.  Maka ambillah satu ayat firman Tuhan untuk menolong kita tetap fokus sepanjang hari.  Saudara yang adalah pelajar bisa membuat catatan kecil, yang bisa diselipkan di buku pelajaran atau catatan.  Saudara yang banyak bekerja di depan komputer bisa membuat semacam ‘sticky notes’ yang diletakkan/ditempelkan di layar komputer atau di desktop background.  Saudara yang sibuk mengurus anak dan banyak berada di dapur bisa membuat catatan kecil yang ditempelkan di pintu kulkas.  Apapun bentuknya dan di manapun diletakkan, intinya adalah supaya saudara fokus mengerjakan kehendak Tuhan sepanjang hari.

Saudara bisa menggunakan 2 ayat di bawah ini:
“Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat” (Ef. 4:15-16).

“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kol. 3:23).

Jemaat yang terkasih, di dalam perenungan pribadi, saya menemukan bahwa rindu dan berjaga saling terkait satu dengan yang lain.  Kerinduan kita kepada Tuhan akan membuat kita serius berjaga, agar hidup kita berkenan di hadapan Tuhan.  Sebaliknya, keseriusan kita menjaga fokus hidup kita adalah bukti yang paling sederhana bahwa kita merindukan Tuhan.  Maka teruslah merindukan Tuhan dan tekunlah menjaga fokus hidup kita, baik di masa-masa Advent bahkan sampai Advent yang kedua nanti.


Rekan seperjuanganmu,


Lucky Samuel

Comments

Popular posts from this blog

El-Shaddai di Tengah Rapuhnya Hidup

Life is fragile!   Hidup ini rapuh!  Fakta ini kian disadari dan diakui akhir-akhir ini oleh manusia di seluruh belahan bumi.  Tidak perlu gelombang laut sedahsyat Tsunami, atau gempa bumi sebesar 9 skala Richter.  Hanya sebuah virus yang tidak kasat mata, tapi cukup digdaya untuk melumpuhkan hampir seluruh segi kehidupan, termasuk nyawa kita.  Saking rapuhnya hidup ini, sebuah virus pun sudah terlalu kuat untuk meluluhlantakkannya.  Semua kita rapuh, tidak peduli latar belakang pendidikan, ekonomi, dan sosial kita. Life is fragile!   Hidup ini rapuh!  Bagaimana kita bisa menjalani fakta ini?  Bagaimana kita bisa merangkul realitas ini, tanpa membiarkannya menggerogoti harapan hidup kita?  Tidak ada jalan lain: Kembali kepada Tuhan!  Kembali pada firman-Nya! Salah satu cara efektif yang bisa menolong kita untuk kembali kepada Tuhan dan firman-Nya adalah dengan memuji Tuhan.  Puji-pujian yang baik dapat mengarahkan, sekaligus membenamkan kita dalam kebenaran-kebenaran tentang

Habitus Memuji Tuhan

Kita semua tahu bahwa mengulang-ulang ( repeating ) adalah cara klasik namun efektif untuk membentuk sebuah kebiasaan ( habit ) yang baru. Jika kita telusuri, maka kehidupan kita sesungguhnya dibentuk oleh beragam kebiasaan. Lucky adalah seseorang yang menyukai masakan chinese , oleh karena sejak kecil hingga dewasa dia berulangkali (baca: lebih sering) mengonsumsi chinese food dibanding jenis lainnya. Tentu yang paling "berjasa" dalam hal ini adalah mama saya, dengan menu masakannya yang selalu membuat saya homesick :) Sebagai orangtua, saya dan istri pun mengaplikasikan "cara klasik" tersebut untuk mendidik anak kami. Kami mengajarkan dia menyapa orang lain, makan 3x sehari, dan yang paling susah hingga hari ini, mengajarkan dia tidur tepat waktu di malam hari. Maklum, ada unsur genetis di sini :) Yang jelas, apa yang kami lakukan sama seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orangtua. Jadi, tidaklah berlebihan jika ada orang pernah berkata: "Kalau mau tah

Lilian Natalie Susanto

“Anggota keluarga ‘Susanto’ yang mempersembahkan hidupnya dengan kemurnian,” itulah arti nama anak kami.  Lilian diambil dari bunga lily yang melambangkan “ purity ,” Natalie berasal dari kata Ibrani “ nathan ” yang berarti “ to give ,” sementara Susanto adalah nama belakang almarhum papa saya.  Ada dua alasan utama mengapa kami memberikan anak kami nama tersebut.   Alasan Praktikal: Nama pertama haruslah diawali dengan huruf “L” karena nama papanya dimulai dengan huruf “L.”  Setelah beberapa kali upaya persuasif, menyerahlah istri saya :) Nama pertama harus simple untuk ditulis karena orang Indonesia sering salah ketik/tulis nama orang lain, dan pronounciation -nya harus sama, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris (bandingkan dengan nama saya yang pelafalannya berbeda dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris; jadi bikin bingung) Nama terdiri dari tiga kata karena istri saya mau anak kami punya family name ; memang penting sih untuk mengurus dokumen-dokumen res